Kisah Pendiri Vans, Sempat Menjadi Pesuruh di Pabrik Sepatu
Kisah Pendiri Vans, Sempat Menjadi Pesuruh di Pabrik Sepatu
Siapa tak mengenal sepatu merk Vans? Sepatu favorit bagi para peselancar skateboard ini merupakan salah satu merk sepatu keds tersukses selama era di samping Converse atau Keds. Di balik masyhurnya sepatu yang identik dari istilah "Off The Wall" tersebut, ada yang bernama Paul Van Doren.
Berawal dari sebuah momen yang tak terduga waktu Paul berumur 14 tahun, dimana ia menentukan untuk berhenti sekolah dan malah asyik ikuti persaingan balap kuda. Ia lebih-lebih benar-benar mahir dalam menunggangi kuda sampai dijuluki sebagai "Dutch te Clutch."
Sayangnya, Ibunda dari Paul tidak merestui hobi anaknya tersebut lantaran diakui tidak produktif.
Pria kelahiran 30 Juni 1930 tersebut kelanjutannya jadi buruh di pabrik tersebut. Ia bekerja dengan rajin dan tekun jadi seorang cleaning pelayanan sampai diperintah untuk menunjang memicu sepatu untuk dijual. Hebatnya, perusahaan tersebut makin lama maju sejak kehadiran Paul.
Berkat kinerjanya yang baik, Paul sampai diangkat jadi wakil presiden Randy's. Randy's yang waktu itu pamornya meredup seketika bercahaya ulang berkat Kedatangan Paul. Setelah 20 tahun bekerja di sana, Paul kelanjutannya menentukan mundur dan terasa merintis bisnis sepatunya sendiri.
Paul mengajak adiknya dan tiga sahabatnya untuk memulai membangun perusahaan sendiri. Tepatnya pada 1 Maret 1966, toko pertama mereka berdiri sekaligus jadi awal kelahiran sepatu Vans. Peristiwa ini dikenal sebagai "The Birth of The California Style."
Vans menyicipi kesuksesan sejak waktu itu sampai akhir dekade 1970-an. Sepatu-sepatu mereka disukai masyarakat dan selamanya laku, lebih-lebih jadi pemasok utama sepatu-sepatu untuk atlet olahraga ekstrim layaknya skateboarder. Paul lebih-lebih sukses mendirikan 70 toko di semua California. Hingga pada 1976, Paul pun mundur dan diganti sama adiknya James "Jim" Van Doren jadi Presiden Vans.
Hal ini jadi awal malapetaka bagi Paul dan Vans. Pasalnya, waktu itu Jim berambisi untuk terjun di ranah olahraga fungsi menyaingi nama-nama besar layaknya Nike, Adidas, dan Puma. Paul yang waktu itu jadi dewan penasihat Vans mengimbau adiknya agar tidak wajib berbuat konyol menyaingi tiga merk yang sudah jadi ikon olahraga tersebut.
Namun, Jim tak mengacuhkan kata-katanya dan selamanya bersikeras untuk bertaruh pada sepatu olahraga. Alhasil cocok prediksi Paul, produk ciptaan adiknya tersebut rugi besar kendati sudah dibuat dengan mahal dan berkualitas. Kerugian tersebut menyisakan pinjaman sampai menggapai miliaran agar Paul wajib berpikir keras untuk melunasinya.
Jim waktu itu terhitung didepak dari Vans dan Paul jadi pemilik tunggal. Berbagai trik dijalankan Paul fungsi melunasi pinjaman tersebut, dari merubah material sepatu sampai memotong keuntungan untuk diberikan kepada perusahaan yang diutanginya. Alhasil selama 3 tahun, pinjaman tersebut sukses lunas.
Meski persoalan pinjaman tuntas, permasalahan Vans makin tambah waktu muncul perusahaan kompetitor bernama Vision Streetwear.
Memasuki dekade 1990-an, Vans pada akhirnya sukses memulihkan diri dan ulang bangkit merajai pasar sepatu keds dunia sejajar bersama dengan Converse. Bahkan waktu memasuki abad 21, Vans yang dibeli oleh VF Corp banyak berinovasi agar kondang di semua dunia, terasa dari mempererat keidentikannya dengan skateboard sampai menyambangi dunia hiburan dan musik.
Kini, Vans masih jadi primadona sepatu keds dan sneakers di semua dunia. Hal tersebut tak terlepas berasal dari jasa Paul Van Doren sang kisah hidup pendiri vans. Meskipun dirinya sempat terpuruk dan kini tak lagi jadi pemilik Vans, tapi siapapun jelas bahwa Vans tidak dapat sesukses kala ini tanpa gagasan cemerlangnya.
Comments
Post a Comment